
Oleh: Dr. Siti Nurbaiti
Senin, 27 Januari hingga Jumat, 21 Februari 2025, tim peneliti dari grup riset Padi berpigmen, Prof. Dr. Yekti Asih Purwestri, yang sekaligus Kepala Pusat Studi Bioteknologi, dan Dr. Siti Nurbaiti, telah mengikuti pelatihan “Gene Editing for Indica Rice and Excellence Through Stewardship” di International Rice Research Institute (IRRI), Los Baños, Filipina. Kegiatan ini adalah salah satu bagian dari hibah KONEKSI partnership program antara Australia dan Indonesia yang berjudul “Building a Sustainable Future: Developing Nutritious and Climate-Resilient Crop Varieties“. Setelah pada bulan juni tahun sebelumnya, tim berkesempatan mengikuti pelatihan dan workshop di the ARC Training Center for Future Crops Development, the Australian National University dan University of Adelaide, kolaborasi ini memungkinkan untuk Prof. Yekti dan Dr. Baiti mengikuti training mengenai genome editing selama empat pekan di IRRI, Filipina.
Secara garis besar, aktivitas genome editing di Departemen Rice Breeding Innovation IRRI ini melibatkan dua laboratorium utama, yaitu Gene Editing and Transformation Lab (GETL) di bawah tim Dr. Inez Slamet-Loedin dan Gene Identification and Validation Lab (GIV) di bawah tim Dr. Sung Ryul Kim. Sebelum terlibat langsung dalam kegiatan laboratorium, keduanya terlebih dahulu mengikuti course Good and Safe Laboratory Practice serta mendalami aspek Stewardship, Biosafety, dan regulasi produk tanaman yang dihasilkan melalui Plant Breeding Innovations (PBIs) di Filipina. Tahapan awal meliputi konstruksi binary vektor hingga transformasi vektor ke dalam Agrobacterium di lakukan di lab GIV. Tahapan selanjutnya berupa transformasi tanaman hingga identifikasi genotip dan fenotip tanaman didampingi oleh tim dari lab GETL. Selain itu, Prof. Yekti dan Dr. Baiti juga mempelajari pengelolaan benih, mulai dari tahap pemanenan hingga metode penyimpanan guna memastikan viabilitas benih tetap terjaga baik untuk penggunaan sehari-hari maupun penyimpanan jangka panjang.
Kesempatan untuk mengunjungi berbagai unit dan fasilitas di IRRI juga diperoleh, diantaranya yaitu: IRRI Genebank yang memiliki berbagai koleksi padi baik yang dikultivasi maupun wild rice; Speed Breeding Facilities yang memfasilitasi studi pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dengan kondisi lingkungan terkontrol; serta greenhouse dan screenhouse yang teregulasi untuk tanaman hasil genome editing maupun yang non-regulasi. Selain itu, Prof. Yekti dan Dr. Baiti juga berkesempatan untuk berdiskusi pakar bidang bioinformatik yaitu Dr. R. Mauleon dan Dr. Dmytro Chebotarov; bidang perakaran yaitu Dr. Amelia Henry; juga pembudidaya padi dari Korea.
Sebagai pusat studi yang berfokus pada bioteknologi, Pusat Studi Bioteknologi UGM berharap hasil dari pelatihan ini dapat diimplementasikan dalam pengembangan riset dan inovasi genome editing di UGM. Dengan semakin berkembangnya teknologi penyuntingan genom, kegiatan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan infrastruktur penelitian bioteknologi di Indonesia. Ke depan, kolaborasi antara The ARC Training Center for Future Crops Development di ANU, UGM, IRRI, dan BRIN ini diharapkan akan terus berlanjut dan dapat diperluas terutama dalam riset genome editing untuk ketahanan pangan dan pengembangan tanaman berkelanjutan. Terlebih, akan semakin banyak kerja sama yang dapat diwujudkan guna meningkatkan kapasitas peneliti Indonesia dan mendukung kemajuan ilmu bioteknologi pertanian di tingkat global.