Monitoring antimikroba resistensi pada agroekosistem (MAMRA) merupakan hasil kerja sama antara Pusat Bioteknologi Universitas Gadjah Mada, Indonesia dengan Resistomap Oy, Finlandia. Penggunaan agen antimikroba pada manusia dan hewan telah terbukti menyebabkan wabah AMR dan mengancam kesehatan global. Hanya sedikit penelitian yang berfokus pada dampak penggunaan antimikroba pada peternakan. Proyek ini bertujuan untuk memantau dan mengkarakterisasi kelimpahan dan distribusi gen resistensi antimikroba (ARG) di peternakan. Kegiatan ini selaras dengan upaya mempromosikan kehidupan yang sehat untuk kehidupan sesuai dengan SDG 3.
Senin (2/3/2020), Pusat Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Formind Institute menyelenggarakan sesi diskusi Proteomics and Metabolomics Talk For Human Welfare. Diskusi ini bertujuan untuk membedah lebih dalam dan luas mengenai pemanfaatan dan pengembangan proteomik dan metabolomik dalam penelitian Bioteknologi. Sebanyak 40 peserta dan tamu undangan berpartisipasi aktif dalam diskusi ini. Selain dari UGM, beberapa peserta berasal dari berbagai universitas dan institusi seperti UI, UNS, UIN Walisongo Semarang, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) Jember, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan HPPBI.